Informasi lebih lanjut klik disini
Uncategorized
ANCAMAN SERIUS TERHADAP KELESTARIAN GAJAH INDONESIA: “APA TINDAKAN KITA?”
Pada tanggal 5-6 September 2015 diselenggarakan Seminar dan Workshop Penanganan Medis dan Pengendalian Gajah di Hotel Mahohara dan Kandang Gajah Borobudur-Magelang-Jawa Tengah.
Acara tersebut terselenggara berkat dukungan dari Program Studi S2 Sain Veteriner FKH UGM, Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (VESSWIC), Forum Komunikasi Mahout Sumatera (FOKMAS), Unit Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, dan Hotel Manohara. Selain itu penyelenggaraan acara juga didukung oleh Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL) FKH UGM.
Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama FKH UGM Dr.drh. S.Indarjulianto dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Program Studi S2 Sain Veteriner Dr.drh. R. Wisnu Nurcahyo.
Pembicara sekaligus trainer dalam seminar dan workshop adalah : drh. Muhammad Wahyu, drh. Anhar Lubis (VESSWIC), dan Nazarudin (Ketua FOKMAS dan mahout senior). Dalam acara seminar dibahasan mengenai Ancaman Virus Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV) terhadap kelestarian gajah di Lembaga Konservasi (LK) eks-situ maupun di alam liar oleh drh. Muhammad Wahyu. Dibahas juga mengenai sinergi antara dokter hewan -mahout (pawang) dalam menangani kesehatan gajah dan standar kompetensi mahout oleh Nazarudin (FOKMAS).
Seminar dihadiri oleh dosen dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan University of Washington. Selain itu hadir juga Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Adapun lembaga-lembaga konservasi yang mengirimkan dokter hewan dan mahout sebagai peseta adalah dalam seminar dan workshop ini adalah :
1. Kebun Binatang Ragunan Jakarta
2. Gembira Loka Zoo Jogjakarta
3. Kebun Binatang Taman Jurug Solo
4. Pengelola Gajah Candi Borobudur
5. Maharani Zoo
6. Kebun Binatang Surabaya
7. Bali Zoo
8. Bali Safari and Marine Park
9. Bali Elephant Camp, dan
10. Taro Elephant Adventure
Elemen-elemen yang hadir dalam seminar menyepakati untuk mengkolaborasikan penelitian-penelitian perguruan tinggi di bidang sain veteriner untuk menjawab misteri EEHVmaupun penyakit infeksius lain, dan bidang ilmu lain seperti genetika untuk mendukung kelestarian gajah, dan membentuk group dengan nama Elephant Conservation Group (ELEVATION; masih tentatif) yang akan dikelola dengan basis internet. Grup akan berfungsi sebagai media sharing informasi mengenai metode penanganan gajah, penyakit gajah, metode penanganan penyakit, dan kebijakan terkait dengan kelestarian gajah.
Dalam acara workshop disampaikan mengenai metode-metode pemeriksaan dan penanganan medis gajah bagi dokter hewan oleh drh. Muhammad Wahyu, dan metode penggunaan perintah-perintah untuk mengendalikan gajah bagi mahout oleh Nazarudin pawang senior yang telah berpengalaman dalam menangani gajah jinak maupun gajah liar. Dalam acara workshop peserta dapat berinteraksi langsung dengan gajah dan dapat berdisusi langsung dengan trainer.
Mahasiswa Motor Penggerak Konservasi Indonesia
Pada hari Sabtu 28 Mei 2015 mahasiswa S1 dan S2 Program Magister Sain Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM berkumpul di Ruang Auditorium Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk mendiskusikan masa depan satwa liar Indonesia dan habitatnya. Peserta diskusi datang dari berbagai fakultas di UGM. Selain dari FKH UGM, hadir juga mahasiswa dari Fakultas Biologi, Kehutanan, dan Peternakan UGM. Beberapa peserta bahkan datang dari jauh seperti dari Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya. Artinya di tengah gaya hidup era hedonisme masa kini yang tengah melanda masyarakat Indonesia, ternyata masih ada segelintir mahasiswa yang peduli dengan nasib satwa liar dan habitatnya.
Hingga saat ini penyakit pada sapi yang disebabkan oleh parasit masih memegang peranan yang tinggi sebagai faktor yang menghambat produktifitas hewan ternak. Penyakit parasit pada sapi yang saat ini sedang mewabah adalah penyakit Surra. Penyakit Surra disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Namun hingga saat ini belum dapat diketahui pencegahan pada penyakit Surra ini mengingat sulitnya biologi parasit Trypanosoma dikaitkan dengan adanya keunikan struktur Variance Surface Glycoprotein yang menyulitkan dalam pemberantasan dan pencegahannya. Selain itu, gambaran penyakit ini sangat bervariasi mulai dari akut hingga subklinis dan kronis di daerah endemis populasi ternak. Hal lain yang menyulitkan dalam pencegahan dan pengendaliannya adalah keberadaan vektor lalat kandang yang selalu ada dengan kondisi iklim tropis Indonesia.